DPR RI Apresiasi Kinerja Kementan di Halmahera Barat

DPR RI Apresiasi Kinerja Kementan di Halmahera Barat


DPR RI Apresiasi Kinerja Kementan di Halmahera Barat

Posted: 11 May 2018 06:40 AM PDT

JAILOLO, LELEMUKU.COM - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) atas program hortikultura pada komoditas pisang di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Provinsi Maluku Utara. Pasalnya berbagai jenis pisang dapat tumbuh subur di Halbar. Bahkan, Kementan telah mengekspor pisang mencapai 18 ton pada tahun 2017 lalu.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Michael Wattimena menjelaskan, jenis pisang yang dapat tumbuh subur dan dominan di Halbar adalah jenis mulu bebe, pisang raja, pisang tanduk, dan pisang sepatu. Ia berharap, pisang mulu bebe dapat menjadi komoditas unggulan dan siap masuk pasar lokal maupun ekspor.

"Saya apresiasi kinerja Menteri Pertanian yang telah berhasil ekspor pisang 18 ribu ton dan tidak ada impor. Kita terus mendorong agar pisang terus dikembangkan di sini," kata Michael saat Deklarasi Petani Sebagai Profesi Unggulan dan Kampanye Kedaulatan Pangan Lokal, di Jailolo, Halbar, Maluku Utara, baru-baru ini. Acara ini menjadi salah agenda Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ke Maluku Utara.

Selain pisang, politisi Partai Demokrat itu menuturkan, Kementan juga mengembangkan komoditas hortikultura seperti jeruk siem dan durian. "Tujuannya agar petani di Maluku, Maluku Utara, dan wilayah timur lainnya harus lebih sejahtera," kata Michael.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan secara nasional pada 2017 luas pisang mencapai 90 ribu hektar dan produksinya 7,1 juta ton. Ia memastikan, Indonesia mampu ekspor pisang dan tidak ada impor pisang.

"Pada 2017 telah ekspor 18 ribu ton senilai Rp120 miliar ke Tiongkok, Malaysia, Jepang, Korea,  Singapura, Emirat Arab, Oman dan lainnya. Di 2018 ini diharapkan ekspornya naik lagi," tuturnya.

Suwandi menegaskan program tersebut sesuai arahan Mentan Andi Amran Sulaiman. Oleh karena itu komoditas pertanian yang dihasilkan petani harus berdaya saing, menghasilkan devisa dan mensejahterakan petani.

"Selain pisang di Halbar, juga telah dikembangkan Jeruk Siem di Tidore Kepulauan, Kepulauan Sula dan Halmahera Tengah. Juga Mangga di Tidore Kepulauan dan Durian di Morotai," jelasnya. (HumasDPRRI)

Dinas Pariwisata MTB Lakukan Sosialisasi Desa Wisata

Posted: 11 May 2018 06:31 AM PDT

SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) MTB pada bulan Mei 2018 ini mulai melakukan sosialisasi tentang desa wisata ke seluruh desa di Kepulauan Tanimbar.

Fungsi sari sosialisasi tersebut sebagai kesempatan Disparekraf MTB bertemu dengan aparatur desa dan masyarakatnya untuk memberikan kesempatan langsung kepada mereka agar melihat kelebihan-kelebihan desa mereka sebagai desa wisata dengan syarat utamanya desa tersebut harus memiliki kelompok sadar wisata.

"Menyampaikan beberapa hal yang menjadi acuan desa wisata. Misalnya tentang beberapa potensi di desa wisata, kekayaan atraksi mereka, budaya dan dalam sisi fasilitas mereka muda terjangkau sehingga mereka sendiri merasa bahwa ada peluang untuk kita membangun itu," kata Kepala Disparekraf MTB, Ir. Mynrik Barlolona, MT saat diwawancarai Lelemuku.com di ruang kerjanya, pada Kamis (04/05).

Ia menuturkan setelah melakukan sosialisasi tersebut, pihaknya akan menantikan kesiapan dari desa tersebut yang sendiri mengajukan kesiapan menjadi desa wisata dan mereka harus membentuk kelompok sadar wisata desa terlebih dulu. Setelah rampung, mereka mengajukan permohonan untuk dibentuk sebagai desa wisata kepada Bupati MTB, Petrus Fatlolon, SH., MH melalui Disparekraf MTB.

"langkah awal pembentukan kelompok sadar wisata, lalu buat mengajukan ke Bupati lewat kami. Nantinya Bupati akan mempertimbangkan untuk menetapkan Surat Keterangan (SK) tentang desa wisata sedangkan SK dari kelompok sadar wisata kami yang buat," tutur Barlolona.

Ia menambahkan kalau ada beberapa desa yang sudah siap menjadi desa wisata dan menargetkan paling lambat bulan November 2018 pihaknya sudah menetapkan 8 desa wisata.

"Kalau ada kecenderungan mereka untuk membangun pengembangan desa pariwisata kami support. Target paling lambat bulan November. (Aksamina Masela)

Konseling Terhadap Pengidap HIV AIDS di MTB Sangat Penting

Posted: 11 May 2018 05:25 AM PDT

 Konseling Terhadap Pengidap HIV AIDS di MTB Sangat PentingSAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Puskesmas Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku optimalkan pendampingan kepada pengidap virus Human Immunodefiency Virus (HIV) – Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di wilayah kerjanya.

Menurut Kepala Puskesmas Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel), dr. Laura, ketika pihaknya menemukan pasien terindikasi dengan HIV AIDS, pihaknya akan memanggil pasien tersebut untuk melakukan konseling empat mata.

"Itu namanya Konseling dan Tes HIV (KTS) dan Voluntary Counseling ang Testing (VCT) atau tes yang bersifat sukarela dan rahasia. Jadi penderitanya itu kita kasih konseling yang sangat jauh berbeda sekali dengan kita kasih konsultasi penyakit biasa," kata dia kepada Lelemuku.com di ruang kerjanya, pada Pada Sabtu (28/04).

Layanan tes HIV dan konseling ini menekankan edukasi kepada pasien tentang pengertian HIV AIDS, bahaya, cara penularan hingga tindak lanjut pendampingan jika pasien tersebut positif tertular HIV AIDS dan bagaimana nantinya pasien memberitahukan kepada keluarga terdekatnya.

"Ini menekankan kepada edukasi tentang apa itu HIV AIDS hingga ketika mengetahui bahwa pasien sudah positif tertular HIV AIDS lalu bagiamana nanti pasien memberitahukan kepada pasangan serta bagaimana rencana paisien ke depan itu juga termasuk di dalam konseling," jelas dokter.

Ia menuturkan setelah pasien tersebut positif mengidap HIV AIDS akan dilanjutka ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk mengambil obat tetapi pihak puskesmas akan selalu mengontrol perkembangannya.

"Nanti pasien diberikan ke sana (RSUD) tetapi kita tetap mengontrol pasien itu," tutur Kepala Puskesmas Saumlaki.

Ia mengungkapkan untuk 2 orang pasien dengan HIV AIDS (ODHA) yang ditangani, pihaknya selalu rutin berkunjung ke tempat tinggal mereka dengan melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan terkini dan mengecek kepatuhan pasien dalam meminum obat.

"Biasanya kalau kami turun ke posyandu ke tempat yang merupakan wilayah kerja kami dimana ada tempat tinggal pasien tersebut. Kami langsung tanya-tanya dan mengecek obat karena memang untuk HIV AIDS inikan minum obatnya harus sepanjang hidup, jangan sampai mereka putus obat. (Laura Sobuber)

Bagi ke WA Bagi ke G+